Senin, 26 Maret 2012

pendekatan kecakapan hidup




PENDEKATAN KECAKAPAN HIDUP

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Matakuliah
Strategi Pembelajaran
Yang dibina oleh Bapak Sapir


Oleh
Roshidatun Nadhiroh (100431401672)
Nina Juliastuti             (100431401673)
Aulia Nur Rosyidah    (100431401675)

UNM








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
Februari 2012




BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Kecakapan Hidup
Banyak pendapat dan literatur yang mememukan bahwa pengertian kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untuk bekerja (vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas. WHO (1997) mendefinisikan bahwa kecakapan hidup sebagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan hidup mencakup lima jenis yaitu: (1) kecakapan mengenaldiri, (2) kecakapan berpikir, (3) kecakapan sosial, (4) keecakapan akademik, dan (5) kecakapan kejuruan .
            Barrie Hopson dan Scally (1981) mengemukakan bahwa kecakapan hidup merupakan pengembangan diri untuk bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang, memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan berhubungan baik secara individu, kelompok maupun sistem dalam menghadapi situasi tertentu. Sementara Brolin (1989) mengartikan lebih sederhana yaitu bahwa kecakapan hidup merupakan interaksi dari berbagai pengetahuan dan kecakapan sehingga seseorang mampu hidup mandiri. Pengertian keecakapan hidup tiddak semata-mata meemiliki kemampuan tertentu (vocational job), namun juga memiliki kemampuan dasar pendukung secara fungsional seperti : membaca, menulis, berhitung, merumuskan dan memecahkan masalah, mengeelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan menggunakan teknologi (Dikddasmen, 2002)
            Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan kecakapan hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praksis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikap yang di dalamnya termasuk fisik dan mental serta kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan. Pendiddikan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui kegiatan intra/ekstrakulikuler untuk mengembangkan potensi peserta didik  sesuai dengan karakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospek pengembangan diri, yang materinya menyatu pada sejumlah mata pelajaran yang ada. Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapan hidup dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan agar peseerta didik mengenal dan memiliki bekal dalam menjalankan keehidupan di kemudian hari. Isi dan bahan pelajaran tersebut menyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi sehingga secara struktur tidak berdiri sendiri.  

2.2  Konsep Dasar Kecakapan Hidup
Kecakapan hidup dapat dipilah menjadi dua jenis utama, yaitu:
a.      Kecakapan hidup yang bersifat generik (Generic Life Skill/GLS), yang mencakup keadaan personal (personal skill/PS) dan kecakapan sosial (social skill/SS). Kecakapan personal mencakup kecakapan akan kesadaran diri atau memahami diri (self awareness) dan kecakapan berpikir (thinking skill), sedangkan kecakapan sosial mencakup kecakapan berkomunikasi (communication skill) dan kecakapan bekerjasama (collaboration skill).
b.      Kecakapan Hidup Spesifik (Specific Life Skill/SLS), yaitu kecakapan untuk menghadapi pekerjaan atau keadaan tertentu, yang mencakup kecakapan akademik (academic skill) atau kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional (vocational skill). Kecakapan akademik terkait dengan bidang peekerjaan yang lebih memerlukan peemikiran, sehingga mencakup kecakapan meengidentifikasi variable dan hubungan antara satu dengan yang lainnya (identifying variables and describing relationship among them), kecakapan merumuskan hipotesis (constructing hypotheses), dan kecakapan merancang dan melaksanakan penelitian (designing and implementing a research). Kecakapan vokasional terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik. Kecakapan vokasional mencakup kecakapan vokasional dasar (basic vocational skill) dan kecakapan vokasional khususs (occupational skill).
Kecakapan kesadaran diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota masyarakat dan warga Negara, sebagai bagian dari lingkungan, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus menjadikannya sebagai modal untuk meningkatkan diri sebagai individu yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun lingkungannya.

2.3  Tujuan dilaksanakannya Life Skill dalam kegiatan pembelajaran di kelas
Tujuan pendidikan Life Skill dapat mengacu pada UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Secara umum tujuan Life Skill adalah untuk mengembalikan pendidikan pada fitrohnya yaitu mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapi penerapannya di masa yang akan datang. Secara khusus pendidikan Life Skill bertujuan untuk :
1.      mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi.
2.      Memberi kesempatan kepada kepala sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luar (Broad Based Education)
3.      Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah, dengan memberi peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah (School Based Management)

2.4  Kriteria, Sasaran, dan Bidang Kerja Life Skill
·         Kriteria Life Skill
Kriteria dalam penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup (life skill) ini harus meliputi:
a.       Penggalian berdasarkan karakteristik masyarakat dan potensi daerah setempat.
b.      Pengembangan berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan keelompok sasaran.
c.       Adanya dukungan dari pemerintah setempat.
d.      Prospektif untuk berkembang dan berkesinambungan.
e.       Ketersediaan nara sumber teknis dan prasarana untuk praktek ketrampilan yang memadai.
f.       Memiliki potensi untuk mendapatkan dukungan pendanaan dari berbagai sector.
g.      Berorientsi pada peningkatan kompetensi keterampilan berusaha.
·         Sasaran Life Skill
Adapun sasaran daripada penyelenggaraan program pendidikan kecakapan hidup (life skills) ini yaitu sebagai berikut:
1.      Dipriorotaskan bagi masyarakat usia 16-44 tahun yang tidak sekolah dan tidak bekerja.
2.      Warga belajar binaan skb (sanggar kegiatan belajar) atau warga masyarakat putus atau tamat sd/sltp.
3.      Berasal dari keluarga miskin atau tidak mampu.
4.      Memiliki minat dan bakat tertentu.
·         Bidang Pengembangan Life Skill
Secara garis besar bidang-bidang yang dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan program pendidikan Life Skill, antara lain:
1)        Produksi Ekstraktif
Produksi ekstraktif yaitu peembeelajaran yang meemproduksi/ menghasilkan suatu barang yang langsung diperoleh dari alam, seperti: perikanan, perhutanan, dan pertambangan.
2)        Produksi Agraris
Produksi agraris yaitu peembelajaran mengolah tanah bagi kegiatan pertanian, seperti: tanaman pangan, sayuran, bunga dan buah-buahan serta pengembangan berbagai jenis ternak.
3)        Produksi Industry
Produksi industry yaitu pembelajaran yang mengolah, merakit, memperbaiki, dan merekayasa suatu jenis bahan baku menjadi bahan setengah jadi maupun bahan setengah jadi menjadi bahan setengah jadi.

4)        Produksi Perdagangan
Produksi perdagangan yaitu pembelajaran melalui usaha perdagangan seperti berjual beli, melakukan usaha mandiri, analisis pasar, perhitungan laba rugi dan pengembangan usaha.
5)        Produksi Jasa
Produksi jasa yaitu pembelajaran yang melakukan keegiatan pelayanan berupa jasa yang diperlukan oleh pengguna jasa berdasarkan criteria pelayanan yang disepakati, serperti jasa sopir, tat arias rambut dan wajah, penerjemah bahasa, pengajar dan pertukangan.

2.5  Jenis-jenis Life Skill
Jenis-jenis kecakapan hidup yang perlu dikembangkan melalui pengembangan belajar antara lain meliputi :
  1. Kecakapan diri (personal skill)
    • Penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan YME
    •  Mandiri
    • Motivasi berprestasi
    • Komitmen
    • Percaya diri
  2. Kecakapan berpikir rasional (thinking skill)
    • Berpikir kritis dan logis
    • Berpikir sistematis
    • Cakap menyusun rencana secara sistematis
    • Cakap memecahkan masalah secara sistematis
  3. Kecakapan sosial (Social skill)
    • Kecakapan berkomunikasi lisan/tertulis
    • Kecakapan bekerjasama, kolaborasi, lobi
    • Kecakapan berpartisipasi
    • Kecakapan mengelola konflik
    • Kecakapan mempengaruhi orang

  1. Kecakapan akademik (Academic skill)
    • Kecakapan merancang, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiah
    • Kecakapan membuat karya tulis ilmiah
    • Kecakapan  mentransfer dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitian untuk memecah-kan masalah, baik berupa proses maupun produk.
  2. Kecakapan vokasional (Vocational Skill)
    • Kecakapan menemukan algoritme, model, prosedur untuk mengerjakan suatu tugas
    • Kecakapan melaksanakan prosedur
    • Kecakapan mencipta produk dengan menggunakan konsep, prinsip, bahan dan alat yang telah dipelajari



















BAB III
PENERAPAN LIFE SKILL DALAM PEMBELAJARAN
EKONOMI DI SEKOLAH

3.1 Hubungan Antara Kehidupan Nyata, Kecakapan Hidup, dan Mata Pelajaran
            Mungkin akan muncul pertanyaan, lantas, bagaimana hubungan antara kehidupan nyata dengan mata pelajaran? Di sekolah diajarkan berupa mata pelajaran/mata diklat, dan ujiannya juga berupa ujian mata pelajaran/mata diklat.
            Gambar 1.1 menunjukkan hubungan antara kenyataan hidup, kecakapan hidup dan mata pelajaran. Anak panah dengan garis patah-patah menunjukkan alur rekayasa kurikulum, yang meliputi beberapa tahap. Pada tahap awal, dilakukan identifikasi kecakapan hidup yang diperlukan untuk meenghadapi kehidupan nyata di masyarakat, khusunya yang sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan yang dirancang kurikulumnya. kecakapan hidup secara utuh yang diperlukan oleh lulusan itu pararel dengan kompeteensi lulusan. identifikasi itu dilakukan dengan mengamati dan mempredikasi pola kehidupan masyarakat, baik pada saat ini maupun preediksi di masa datang. Dari kecakapan hidup yang terindentifikasi, kemudian diideentifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mendukung pembentukan kecakapan hidup tersebut. Pengetahuan, keterampilan dan sikap itulah yang selanjutnya diramu menjadi mata pelajaran/mata disekolah.
            Dalam proses pembelajaran, mata pelajaran itu harus dikaitkan dengan konteeks kehidupan sehari-hari siswa, sehingga dapat membentuk kecakapan hidup yang sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat. Kecakapan hidup itulah yang nantinya digunakan oleh anak didik memasuki kehidupan  nyata di masyarakat. Pada Gambar 1.1, alur tersebut ditunjukkan dengan anak panah garis solid


 






Gambar 1.1 Skema hubungan nyata, pelajaran, dan kecakapan hidup
Dari pemahaman tersebut, sekali lagi mata pelajaran adalah “alat”, sedangkan yang ingin dicapai adalah pembentukan kecakapan hidup. Kecakapan hidup itulah yang diperlukan pada saat seseorang sebagai suatu kompetensi guna memasuki kehidupan sebagai individu yang mandiri, anggota masyarakat dan warga negara. Oleh karena itu tujuan utama belajar suatu mata pelajaran  adalah untuk mencapai kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap dan diwujudkan dalam perilaku tertentu. Perilaku itu diharapkan merupakan bagian dari perilaku secara utuh, yaitu kecakapan hidup.

3.2 Penerapan Life Skill dalam Pelajaran Ekonomi
            Mempelajari ekonomi di sekolah bukan sekedar untuk menghafal dan menganalisis Ekonomi, tetapi juga agar seseorang memilki kompetensi dalam memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui masalah ekonomi, menganalisis masalah ekonomi, mempelajari ilmu lain dan seterusnya. Demikian pula mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, bukan sekedar faham bahasanya, tetapi mampu menggunakannya untuk bernalar, mengungkapkan dan menyampaikan buah pikiran dalam bentuk komunikasi yang efektif. Begitu pula halnya dengan mata pelajaran atau mata diklat Pendidikan Kewarganegaraan, bukan sekedar untuk memahami prinsip dan aturan kewarganegaraan, tetapi lebih dari itu, yaitu agar peserta didik maupun menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-harinya.









RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama sekolah              : SMP Negeri 1 Singosari
Kelas /semester           : VII / II
Mata Pelajaran             : IPS/Ekonomi
Standar Kompetensi    : 6. Memahami kegiatan ekonomi masyarakat
Kompetensi Dasar        : 6.4 Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan
Indikator                       : 6.4.1 Mendeskripsikan tindakan ekonomi yang kreatif
                                      6.4.2 Mendeskripsikan tindakan kreatif meningkatkan kemandirian
Alokasi Waktu            : 2 X 40 menit ( 1 X pertemuan )
 


A.      Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan indikator diatas maka tujuan yang diharapkan adalah peserta didik mampu:
6.4.1 Mendeskripsikan pengertian kreatif
6.4.2 Menjelaskan pengertian inovatif
6.4.3 Menjelaskan jiwa kewirausahaan
6.4.4 Menjelaskan proses kemandirian
6.4.5 Mendeskripsikan tindakan kreatif meningkatkan kemandirian
B.       Materi Pembelajaran
1.        Pengertian kreatif
2.        Pengertian inovatif
3.        Jiwa kewirausahaan
4.        Proses kemandirian
5.        Tindakan ekonomi yang kreatif meningkatkan kemandirian
C.      Sumber Belajar
Buku ajar :
Sugiharjo, dkk.2008. Contextual Teaching and Learning ILMU PENGETAHUAN SOSIAL: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

D.      Alat dan Media Pembelajaran
1.   Alat bantu             : Meja, kursi, spidol, papan tulis, penghapus, LCD, Laptop
2.   Media                    : Powerpoint, Wacana atau Kliping, Hand out (Ringkasan Materi Tentang Gagasan Kreatif dan Inovatif)
                                   
E.       Strategi Pembelajaran
1.    Pendekatan        : CTL      
2.    Metode              : Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi Kelompok       
3.    Teknik / Model    : COOPERATIVE INTEGRATED READING  AND COMPOSITION (CIRC) (KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS)
Langkah-langkah:
      Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
      Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
      Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
      Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
      Guru membuat kesimpulan bersama
      Penutup
F.       Skenario Pembelajaran
No
Kegiatan
Uraian Kegiatan
Life Skill
Metode
Alokasi Waktu
Guru
Peserta Didik
1.
Pendahuluan
·   Membuka pelajaran dengan salam, presensi, mengkon-disikan dan menghangatkan suasana kelas.
·   Menyampaikan pada peserta didik tentang tujuan pembelajaran
·   Memberikan gambaran tentang pola kegiatan ekonomi pertanian
·   Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari
Mendengarkan dan menyimak dengan baik apa yang disampaikan guru
Kecakap- an berfikir, akademik



Kecakapan berfikir


Kecakapan berfikir



Kecakapan berfikir
Ceramah dan Tanya jawab
10 menit
2.
Inti
·   Menjelaskan materi




·   Membentuk kelas menjadi kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri atas 4 peserta didik
·   Menjelaskan aturan permainan
·   Memberi wacana atau kliping
·   Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi dan bekerja sama untuk menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
Kliping: memuat permasalahan mengenai suatu usaha dimana siswa di ajak untuk menemukan gagasan kreatif dan inovatif untuk memajukan usaha tersebut.
·   Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
·   Kelompok lain membandingkan dan menanggapi kelompok yang presentasi
Mendengarkan dan menyimak dengan baik apa yang disampaikan guru
Membentuk kelompok







Memperhati- kan guru

Menerima wacana atau kliping
Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas















Membandingkan dan menaggapi presentasi kelompok
Kecakapan personal, kecakapan akademik



Kecakapan personal dan kecakapan berkomunikasi





Kecakapan berfikir dan berkomunikasi

Kecakapan berfikir
























Kecakapan berkomunikasi dan berfikir akademik
Ceramah diskusi, tanya jawab
60 menit
3.
Penutup
·   Bersama peserta didik menyimpulkan materi
·   Memberi tugas rumah kepada peserta didik
·   Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
Bersama guru menyimpulkan materi

Memperhati- kan

Menjawab salam
Kecakapan berfikir, akademik

Kecakapan berfikir

Kecakapan komunikasi

Ceramah dan penugas-an
10 menit



BAB IV
PENUTUP

4.1         Kesimpulan
Pendidikan kecakapan hidup merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praksis dapat membekali peserta didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Tujuan pendidikan Life Skill dapat mengacu pada UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kecakapan hidup dapat dipilah menjadi dua jenis utama, yaitu 1) Kecakapan hidup yang bersifat generik, 2) Kecakapan hidup spesifik.  Life skill memiliki sasaran, kriteria dan bidang tertentu yangmana berguna dalam menunjang tujuan dari Life Skill itu sendiri. Adapun jenis-jenis Life Skill yaitu, 1) Kecakapan diri (personal skill), 2) Kecakapan berpikir rasional (thinking skill), 3) Kecakapan sosial (Social skill), 4) Kecakapan akademik (Academic skill), 5) Kecakapan vokasional (Vocational Skill).
Mempelajari ekonomi di sekolah bukan sekedar untuk menghafal dan menganalisis Ekonomi, tetapi juga agar seseorang memilki kompetensi dalam memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui masalah ekonomi, menganalisis masalah ekonomi, mempelajari ilmu lain dan seterusnya.

4.2         Saran
Dalam upaya menunjang keberhasilan siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ada berkaitan dengan pemakaian pendekatan kecakapan hidup (life skill), hendaknya tetap ada komunikasi antara guru dan siswa, dimana guru dapat memberikan arahan untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensi dirinya.



DAFTAR RUJUKAN

Dimyati, Mujiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Strategi Pembelajaran. Sapir, dan Prih Hardinto.2010. Strategi Pembelajaran Ekonomi di Sekolah.FE.UM
________. _________. Pengembangan Kecakapan Hidup. (online), http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/pengembangan-kecakapan-hidup-life-skill, diakses pada tanggal 17 Februari 2012 pukul 11:34.
________. ________. PNPM Perdesaan. (online),  http://www.pnpm-perdesaan.or.id/downloads/Bacaan%20Life%20Skill.pdf, diakses pada tanggal 17 Februari 2012 pukul 11:40.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar